Menyikapi Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) pada 20 Mei 2015 Komite Pimpinan Kota (KPK) Partai Rakyat Demokratik (PRD) Kota Kupang mengelar mimbar bebas di Pantai Teddy’s Kota Kupang. Kegiatan mimbar bebas Harkitnas ini dihadiri oleh 30-an anggota PRD yang tersebar di 6 Kecamatan di Kota Kupang, aksi ini dimulai sejak pukul 15.20 – 17.30 wita. Aksi mimbar bebas PRD kali ini mengusung tema Pancasila Dasarnya, Trisakti Jalannya, Republik ke-4 ; Masyarakat Adil dan Makmur Tujuannya.
Koordinator Lapangan Antonius J. Afeanpah mengatakan setiap tahun seluruh komponen Negara, LSM, Ormas dan lain-lain sering merayakan Harkitnas namun perayaan hari ulang tahun Harkitnas ini tidak menyentuh substansi Harkitnas itu sendiri bagi Afeanpah sari patih dari Harkitnas itu adalah nilai sejarah dan semangatnya , nilai sejarah yang terkandung yakni semangat antikolonialisme para pendahulu kita. hal ini menjadi catatan penting agar kita anak kadung bangsa hari ini dapat mengambil spirit Harkitnas dan menjadikanya sebagi suluh dalam menerangi jalan perjuangan rakyat menuju kemenganagnya. Dalam orasi politiknya Afeanpah juga mengatakan bahwa Bung Karno, pada peringatatan Harkitnas ke -50 tahun 1958 juga mengatakan bahwa prinsip dari pada harkitnas adalah kemenangan prinsip yaitu tekad untuk menjadi bangsa yang bebas dan merdeka memerintah dirinya sendiri serta percaya pada kekuatannya sendiri sehingga menjadi bangsa yang besar, singkatnya harus berTrisakti (Berdualat Secara Politik, Mandiri Secara Ekonomi dan Berkepribadian dalam Budaya).
Selanjutnya pada kesempatan tersebut Ketua KPK PRD Kota Kupang Wanandi Kabu dalam orasi politiknya mengatakan bahwa hari ini sudah 107 tahun sejak kebangkitan nasional dan jelang 70 tahun usia kemerdekaan bangsa kita, bangsa kita terhambat kemajuannya oleh karena sebuah persoalan besar persoalanya yakni penjajahan baru atau neokolonialisme hal ini sangat Nampak dalam dalam kehidupan politik, ekonomi dan dan sosila-budaya bangsa kita. Cita –cita bersama kita sebahgai sebuah bangsa yakni masyrakat adil dan makmur makin terkoyak oleh makin menguatnya kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin, ketimpangan pembangunan Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian Timur, ketimpangan antar pusat dan pinggiran dan lain sebagainya. Secara Politik Negara ini tidak lagi berdaulat kita memiliki pemerintahan nasional tetapi produk kebijakannya lebih banyak merugikan kepentingan nasioanal dan menyesengsarakan rakyat, ada ratusan produk Undang-Undang yang lahir di Negara ini yang ternyata ini merupakan pesananan pihak asing dan hal ini merupakan rahasia umum bagi kita. Secara ekonomi pun kita tidak lagi mandiri ironisnya lagi kita tidak saja bergantung pada modal asing tetapi kita sudah diperas habis-habisan oleh modal asing. Hamper semua asset kekayaan nasional kita berupa perusahaan Negara, pelayanan public, kekayaan alam telah berpindah ke tangan asing. Secara budaya kepribadian nasioanal kita makin tergerus oleh arus deras liberalisasi yang membawa gaya hidup konsumeristik, Apatis, Hedonis, dan individualistic, dan semangat gotong royong kita nyaris sekarat dibawah relasi-produksi yang sangat kapitalistik tegas Wanandi Kabu.
Wanandi Kabu juga mengeritik Pemerintahan Jokowi –JK yang sudah berkuasa lebih dari tujuh bulan namun tidak menunjukan tanda-tanda akan mengubah keadaan , padahal kampanye Trisakti yang diusung oleh Jokowi-JK semasa kampanya Pilpres sempat memercikan harapan disebagian rakyat Indonesia ironisnya setelah berkuasa pemerintahan ini masih melanjutkan agenda neoliberal rezim sebelumnya. Jokowi-JK sangat bergantung pada modal asing, mengalihakan tataniaga sejumlah barang public seperti; BBM, Listrik, gas elpiji, tarif transportasi, dan lain-lain kepada mekanisme pasar.
Kegiatan ini juga tidak saja berorasi tetapi juga dengan membagikan selebaran yang berisikan pernyataan sikap politk PRD kepada seluruh warga pengunjung pantai Teddy’s Kota Kupang, total selebaran yang dibagikan berjumlah 580 eksemplar. Adapun yang menjadi sikap politik Partai Rakyat Demokratik adalah sebgai berikut:
1. Bangsa ini perlu kembali pada filosofi bangsa yang sejati, yaitu Pancasila. Selain itu praktek penyelenggaraan Negara ini harus berpijak kembali pada dasar Negara: Pancasila
2. Agar perjuangan bangsa ini menemukan jurusan yang tepat, maka Trisakti adalah jalannya, yang bisa mengantarkan bangsa ini pada tujuannya. Karena itu, seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang suku, agama, golongan, dan partai politik untuk bersatu padu memperjuangakan Trisakti hingga kemenangannya.
3. Cita-cita mendirikan bangsa Indonesia, yakni masyarakat adil dan makmur, harus menjadi cita-cita bersama. Republic Indonesia pertama(Era Bung Karno) telah menyiapkan landasannya berupa Pancasila dan UUD 1945. Sayangnya pada Republik kedua (era Orde Baru) dan Republik ketiag (era Liberal pasca reformasi) menginterupsi cita-cita tersebutdengan mengundang kembali modal asing dan mengembalikan neokolonialisme.
Oleh karenanya PRD mengajak seluruh komponen bangsa untuk memperjuangankan Republik Indonesia keempat atau masyarakat adil dan makmur dengan menjadikan Pancasila sebagai Dasarnya, Trisakti Jalannya, dan Republik Indonesia keempat : Masyarakat adil dan Makmur Tujuannya.