Karya Zulkasim Achmad Abu Umairo
Dahulu kala Pancasila begitu sakti
Menyatukan seluruh elemen anak bangsa
Terikat kuat bersatu padu harmoni
Dari Sabang sampai Merauke
Roda waktu terus bergulir hari ke hari
Arus globalisasi berlinear bersama transparansi
Mengikis sedikit demi sedikit ikatan persaudaraan,
Kekeluargaan, persatuan dan kesatuan bangsa tercinta
Sendi-sendi kehidupan bangsa IPOLEKSOSBUDHANKAM
Tereksploitasi dari berbagai ancaman yang berbahaya
Korupsi, kolusi, nepotisme, kapitalisme, liberalisme, rasisme, diktator mayoritas,
Tirani minoritas serta politik tanpa nurani menjadi persoalan bangsa yang kian rumit
Anak bangsa kini telah mudah diadu domba
Saling fitnah-memfitnah, sikut-menyikut, tikam-menikam
Bahkan saling bunuh-membunuh
Menjadi hal yang biasa, lumrah dan wajar
Mungkin dialam sana, para pendahulu bapak bangsa
Mengelus dada, menangis dan merintih
Miris melihat kelakuan terkutuk anak cucunya
Kian tak terkendali, jauh dari cita-cita luhur mereka
Wahai, seluruh elemen anak bangsa
Di pundak kitalah cita-cita mereka dititipkan
Cita-cita mulia untuk memajukan bangsa ini
Tuk mengisi kemerdekaan yang telah mereka wariskan
Marilah kita bersama-sama,
Mengamalkan dengan khidmat nilai-nilai luhur Pancasila
Bersama-sama mengikat kembali simpul-simpul ikatan persatuan
Yang sudah longgar dan tak kuat lagi
Sehingga damailah negeriku, damailah bangsaku
Agar pembangunan bangsa ini berjalan lancar
Terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera
(Patas-Ende, 07 September 2022)