Kupangonline.com- Kupang- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kupang Komisariat FISIP Universitas Nusa Cendana (Undana) , menggelar pelatihan jurnalistik selama tiga hari terhitung 30 September hingga 2 Oktober 2022.
Pelatihan digelar di Graha Insan Cita Flobamorata (GICF), Jalan Bunda Hati Kudus, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Pelatihan ini diikuti oleh kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kupang dari 6 Komisariat. Komisariat FISIP Undana, Hukum Undana, Kipma Undana, Widyarman , K.H.Ahmad Dahlan,dan Ippertatek.
Pada 2 Oktober 2022 ditutup dengan pemaparan materi Teknik Wawancara dan Reportase oleh Oberta Bendelina Nailius ,Ketua Tim Produksi dan Penyiaran Berita Berkala TVRI Stasiun NTT.
Dalam penjabaran materi oleh Oberta Nailius atau yang akrab disapa Baby Nailius ia menjelaskan “bagaimana menjadi seorang jurnalis yang memiliki kriteria-kriteria yang dimaksud. Seperti berakhlak, memiliki Keberanian bertemu narasumber dari skala orang biasa hingga orang luar biasa, dapat dipercaya (integritas), mempunyai wawasan yang luas, mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan lain sebagainya. Selain itu seorang Jurnalis juga harus mampu mempersiapkan bahan-bahan sebelum melakukan wawancara. Mulai dari memilih angle berita, melakukan riset, observasi, hingga peliputan.” Tutur Baby Nailius
Baby Nailius menyambung “berbicara reportase merupakan sebuah action siaran yang dilakukan para jurnalis dalam menyampaikan berita di media masa Televisi , Radio, dan lain sebagainya. Dimana dalam reportase ini para Jurnalis dituntut untuk menyampaikan berita menyesuaikan dengan topoksinya masing-masing, sederhananya bagaimana seorang Jurnalis mampu menyampaikan atau memberi informasi yang dapat dipahami dan dirasakan (feel) oleh khalayak.
Salah seorang Master Of Training (MOT) ,Ruslan Sya’ban kepada media ini Selasa ( 4/10) menjelaskan bahwa para MOT memberikan rincian tugas kepada para peserta pelatihan jurnalistik yang hendak praktek lapangan dan simulasi “ Kami meminta kepada para peserta untuk membuat sebuah tulisan berita berdasarkan studi kasus di lapangan. Sebelum itu kami sudah memberi temanya yaitu kenaikan harga BBM dan dampak terhadap para penjual yang berada di pasar tersebut “.
“ Kami dibagi dalam 2 kelompok, angle beritanya pun bervariatif . Ada dampak kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) terhadap pedagang kaki lima, pedagang ikan, pedagang sayur-mayur, dan pedagang ayam.” Jelas Iffa Razia Peserta asal komisariat Kipma Undana.
Iffa Razia meyakini, Praktek lapangan dan simulasi dari pelatihan jurnalistik ini sangat menantang dan harus percaya diri”. Tambahnya
“Setelah itu ketika mereka sudah kembali dari pasar kami dari Master of training (MOT) memberi waktu dan kesempatan masing-masing untuk mempresentasikan hasil yang didapatkan dari proses peliputan ( studi kasus) di pasar tersebut”.terang Ruslan Sya’ban.
Oberta menyebutkan , “ semakin banyak mahasiswa yang memahami tentang jurnalistik dapat membantu mereduksi dan mengembalikan informasi tidak benar (hoaks) yang tersebar sangat bebas “.Harap Oberta Bendelina Nailius.