
Karya Zulkasim Achmad Abu Umairo
Langit merah bercahaya penuh gairah
Lanskap stadion Kanjuruhan Malang
Jadi arena pertandingan sepakbola
Arema Malang vs Persebaya Surabaya
Ya,,,itu hanya sekedar pertandingan sepak bola
Bukan pertempuran untuk saling melukai
Menciderai apalagi sampai berjatuhan korban
Yang mengundang nestapa, derai air mata
Pilu tangis anak negeri mendera luka
Menyaksikan huru-hara yang mengerikan
Dibalik layar kaca pesawat televisi
Apalagi melihat mayat-mayat bergeletak kaku
Begitu perih, menyayat hati
Ratusan orang harus meregang nyawa
Dalam sebuah tragedi yang memilukan
Tragedi yang menjadi perhatian seluruh dunia
Padahal….
Kita adalah satu, supporter timnas Indonesia
Yang membawa satu bendera, merah putih
Yang membawa satu nafas perjuangan, Indonesia
Yang membawa satu yel-yel ikonik
Garuda di dadaku
Garuda bukan di dadamu, di dada kami
di dada kalian, di dada kita tapi semuanya menyatu menjadi aku karena kami, kamu, kita, dan kalian adalah AKU
Lalu mengapa kita harus membawa identitas kedaerahan yang membuat kita tercerai-berai?
Mengapa kita harus memilah-milah
dan memecah dukungan-dukungan kita
Menjadi lebih sempit?
Bukankah muara semua pemain idola kita
Akan menuju ke timnas Indonesia?
Bukan tim Persebaya, bukan tim Arema, bukan tim Persija, bukan tim Bali United, bukan tim Borneo FC, bukan tim Persipura dan tim-tim lain
dari Sabang sampai Merauke
dari Pulau Nias sampai ke Pulau Rote
Permainan sepakbola itu asyik
Karena energi gelora api semangat dari stadion
Mampu menyatukan yang bercerai-berai
Mendamaikan yang bertikai
Mempererat hubungan kekeluargaan yang renggang
Dan meningkatkan sportivitas
Bukan sebaliknya stadion menjadi kuburan masal
Bagi anak negeri yang ingin menikmati
Indahnya permainan sepakbola
Dalam balutan respect and peace
Marilah semua elemen pecinta si kulit bundar
Kita perbaiki lagi kualitas liga kita
Mencari titik temu solusi yang terbaik
Tanpa harus saling menyalahkan
Mencari kambing hitam
Tuk dijadikan objek untuk didiskreditkan
Tanpa harus mencuci tangan
Bahwa semua ini tugas dan tanggungjawab kita
Anak bangsa yang lahir
Dari rahim ibu Pertiwi, Indonesia.***
(Patas-Ende, 04 Oktober 2022)