JAYAPURA, (torangbisa.com) — Puluhan Mahasiswa Jayawijaya Kota Studi Jayapura mendatangi Kantor Pengadilan Negeri Tipikor Jayapura guna memberikan dukungan moril kepada Plt Bupati Mimika Johannes Rettob dalam persidangan Tipikor yang saat ini sedang dijalaninya, Selasa (6/6/2023).
Di depan halaman PN Tipikor Jayapura, mereka secara tegas meminta pihak pengadilan untuk tidak mempolitisir kasus hukum yang sedang didakwakan kepada John Rettob.
Ada tiga aspirasi yang mereka sampaikan dalam tuntutan tersebut.
Pertama, mendukung penuh majelis hakim Tipikor Jayapura, Pengadilan Negeri Jayapura, Pengadilan Tinggi Papua, dan Mahkamah Agung untuk menolak dakwaan Kejati Papua atas kasus Plt Bupati Mimika Johannes Rettob, karena sangat dipaksakan, dipolitisasi dan kriminalisasi.
Kedua, Majelis Hakim harus menentukan secara objektif dan dengan suara hati. Ketiga
mendukung majelis hakim untuk tidak ikut terbawa dengan upaya kriminalisasi dan politisasi yang dilakukan kejaksaan dengan cara upaya hukum yang melanggar hukum karena ada pesanan pihak tertentu.
“Mewakili mahasiswa Jayawijaya di Jayapura, kami datang memberikan dukungan penuh kepada Pengadilan Tipikor biar memutuskan sesuai dengan prosedur hukum dan tidak melihat kepentingan politik. Putuskan jangan ada unsur politik apalagi ada unsur kriminalisasi,” tegas Yehezkiel Aso selaku Koordinator aksi.
Sebagian dari para mahasiswa Jayawijaya ini awalnya ikut tergabung dalam kelompok mahasiswa yang biasanya hadir di setiap pengadilan Tipikor untuk meminta Plt Bupati Mimika Johannes Rettob di tahan dan diadili.
Namun kini mereka berubah pemikiran karena tidak ingin lagi terpengaruh dengan hasutan dan ajakan dari pihak lain yang selama beberapa kali persidangan, menggunakan jasa mahasiswa sebagai tameng guna mencapai kepentingan mereka.
Sementara itu, Koordinator Keluarga Besar Jayawijaya (KKBJ) Kabupaten Mimika Wilson Lokobal kepada media, ia menjelaskan bahwa KKBJ Kabupaten Mimika sangat mendukung penuh Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob.
“Karena kami melihat bahwa proses (hukum-red) yang beliau sedang jalani ini sangat diskriminatif, dan ada kepentingan-kepentingan lain dibalik semua ini,” tegasnya.
“Makanya kami kesini menghimpun anak-anak kami mahasiswa di Jayapura ini untuk mengarahkan mereka ke jalan yang benar,” ujarnya.
Ia mengakui bahwa aksi-aksi sebelumnya yang dilakukan oleh anak-anak mereka (mahasiswa-red) yang terhasut kepentingan dari luar dan mendukung kejaksaan dalam mempidanakan Plt John Rettob merupakan tindakan yang salah dan keliru.
“Menurut pengamatan kami orangtua, tindakan mereka itu salah. Okelah, mungkin mereka dibayar tapi berapapun itu mereka harus jalan yang benar karena mereka adalah tulang punggung kami orang Jayawijaya. Jangan terpengaruh dengan kepentingan kelompok, mereka harus bisa tentukan nasib sendiri, tidak boleh mudah terpengaruh,” ungkapnya.
“Kami sudah sampaikan ke mereka bahwa hal-hal seperti ini mereka akan ketemui nanti ketika sudah bekerja sehingga mereka harus punya sikap untuk berani menentukan mana yang benar dan mana yang salah,” tegasnya.